Metode Pengolahan Data Citra Satelit


Prosedur Pengolahan Data Citra terdiri dari 8 Tahapan, antara lain :
1. Import Data
2. Menampilkan Citra
3. Rektifikasi Data/Geocoding
4. Mosaik Citra
5. Penajaman Citra
6. Komposisi Peta
7. Pencetakan

Berikut penjelasan dari tahap-tahapan tersebut :
Prosedur pengolahan data citra diawali dengan mengimport data sampai dengan hasil akhir dalam bentuk cetakan (printing). Dari beberapa prosedur ini, tidak semua prosedur harus dijalankan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Untuk beberapa aplikasi dapat dihasilkan keluaran yang diharapkan tanpa melalui seluruh prosedur pengolahan citra.

1. Import Data
Langkah pertama dalam pengolahan citra adalah mengimport data satelit yang akan digunakan ke dalam format ER-Mapper. Umumnya data disimpan dalam bentukmagnetic tape, CD-ROM atau media penyimpanan yang lain. Dua bentuk utama data yang diimport ke dalam ER-Mapper adalah data raster dan vektor.
Data raster adalah tipe data yang menjadi bahan utama kegiatan pengolahan citra. Contoh data raster adalah citra satelit dan foto udara. Pada saat mengimport data raster,ER-Mapper akan membuat dua file yaitu:
- File data binary yang berisikan data raster dalam formatBIL, tanpa file extension.
- File header dalam format ASCII dengan extension *.ers
Data vektor adalah data yang tersimpan dalam bentuk garis, titik dan poligon. Contoh data vektor adalah data yang dihasilkan dari hasil digitasi Sistem Informasi Geografis (SIG) seperti jalan, lokasi pengambilan sampel atau batas administrasi. ER-Mapper juga akan membuat dua file hasil dari mengimport data vektor:
- File data dalam format ASCII berisikan data vektor
- File header dalam format ASCII dengan extension *.erv
2. Menampilkan Citra
Setelah proses mengimport data, selanjutnya adalah menampilkan citra tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari data yang digunakan. Apabila data/citra tersebut memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan keinginan (berawan, data bergaris, dll) maka kita tidak perlu melanjutkan proses pengolahan, dan mencari data baru yang memiliki kualitas yang lebih baik.
Di dalam ER-Mapper, cara menampilkan citra disebutColor Mode. Ada beberapa cara untuk menampilkan citra:
- Pseudocolor Displays, menampilkan citra dalam warna hitam dan putih, biasanya hanya terdiri dari satulayer/band saja.
- Red-Green-Blue (RGB), menampilkan citra melalui kombinasi tiga band, setiap band ditempatkan pada satulayer (Red/Green/Blue), cara ini disebut juga color composite. Contoh: False Color Composite RGB 453.
- Hue-Saturation-Intensity (HIS), menampilkan citra melalui kombinasi tiga band, setiap band ditempatkan pada satulayer (Hue/Saturation/Intensity), cara ini biasanya digunakan bila kita menggunakan dua macam data yang berbeda, misalkan data Radar dengan data Landsat-TM.
3. Rektifikasi Data/Geocoding
Data raster umumnya ditampilkan dalam bentuk “raw” data dan memiliki kesalahan geometrik. Untuk mendapatkan data yang akurat, data tersebut harus dikoreksi secara geometrik kedalam sistem koordinat bumi.
Ada dua proses koreksi geometrik:
- Registrasi, koreksi geometrik antara citra yang belum terkoreksi dengan citra yang sudah terkoreksi.
- Rektifikasi, koreksi geometrik antara citra dengan peta
4. Mosaik Citra
Mosaik citra adalah proses menggabungkan/menempelkan dua atau lebih citra yang tumpang tindih (overlapping) sehingga menghasilkan citra yang representatif dan kontinyu. Dalam ER-Mapper proses ini dapat dilakukan tanpa membuat suatu file yang besar, kecuali bila kita ingin menyimpannya menjadi file tersendiri.
5. Penajaman Citra (Sharpening)
Penajaman citra atau biasa disebut dengan transformasi ini digunakan dalam meningkatkan kontras warna dan cahaya pada suatu citra. Proses ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses interpretasi dan analisis citra. Penajaman kontras dalam citra merupakan cara untuk memperbaiki tampilan dengan memaksimumkan kontras antara pencahayaan dan penggelapan atau menaikkan dan merendahkan harga suatu data citra.
6. Komposisis Peta
Peta yang baik adalah peta yang menggambarkan semua ketampakan yang ada dan mudah diinterpretasi oleh penggunanya sehingga diperlukan komposisi yang sesuai sehingga maksud dari peta dapat tersampaikan.
7. Pencetakan Peta

Post a Comment

0 Comments